Skip to main content

Posts

Showing posts from 2011

saya membaca dua buku

Di bulan Romadhan ini saya membaca dua buku, Sicacing dan kotoran kesayanganya, dan Sengsara membawa nikmat. Si Cacing merupakan buku karangan seorang biksu yang bernama Ajahn Brahm. Meskipun karangan biksu, saya sangat tertarik membacanya. Si Cacing ini merupakan kumpulan 108 kisah atau cerita pengarangnya. Banyak hikmah yang terkandung didalamnya, meskipun saya tahu ini merupakan ajaran budha tapi banyak nilai-nilai universal yang terkandung di dalamnya dan ini yang saya suka. Kemudian yang kedua novel yang berjudul sengsara membawa nikmat, sebuah novel klasik legendaris. Ceritanya sederhana tapi memakai bahasa melayu, orang yang menderita kemudian menjadi sukses, kira-kira begitu
Menurut saya yang terberat di dunia ini adalah waktu dimana kita telah lulus sekolah atau kuliah. Dunia pengangguran adalah dunia yang paling kita takuti. Setelah lulus, kita harus berjuang untuk mencari pekerjaan. Pekerjaan yang kita inginkan adalah pekerjaan yang mudah dan mendapatkan gaji yang banyak, saya kira semua orang begitu, namun itu susah kawan. Saya bukannya pilih-pilih atau tidak produktif, tapi saya perlu merancang masa depan yang lebih matang.

Saat kita bercita-cita

Saat kecil, saya bercita-cita menjadi seorang guru. Entah kenapa cita-cita itu muncul, mungkin karena saya merasa diri saya ini pintar (sok pintar) dibanding teman-teman saya. Tapi anehnya juga meskipun saya merasa pintar, di sekolah kok saya tidak pernah mendapatkan rangking. Bahkan pada waktu Ebtanas SD, saya menangis gara-gara saya tidak masuk rangking sepuluh besar. Saya yakin masuk sepuluh besar, karena yang rangking ke sepuluh nilainya jauh lebih rendah dari pada saya. Saya merasa sedih, apalagi orang tua saya terus memarahi saya karena saya dianggap bodoh. Bapak-Ibu guru di SD sering menanyakan tentang cita-cita kepada murid-muridnya. Kadang saya merasa bingung ketika ditanyakan tentang cita-cita, padahal didalam hati saya ingin menjadi guru. Saya bahkan pernah menjawab ingin menjadi tukang ojek, ketika ditanya cita-cita oleh guru saya. saya menjawab tukang ojek, karena ini jawaban yang belum pernah dijawab oleh teman-teman saya. Waktu itu guru saya juga sering mengeluh; “jang

Problem pendidikan kita

Kita semua sepakat bahwa pendidikan itu penting dan seharusnya menjadi kebutuhan primer bagi kita semua seperti pangan, sandang, dan papan. Bangsa yang ingin majupun seharusnya menempatkan pendidikan sebagai tugas nomer satu. Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu merupakan prasyarat bagi negara yang ingin maju, makmur, dan sejahtera. Akan tetapi ketika kita melihat pendidikan di negeri ini, ternyata masih jauh dari apa yang kita harapkan, bahkan tertinggal dari negara-negara lain. Hal ini disebabkan oleh carut-marutnya sistem pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu mari kita urai benang kusut Pendidikan di Indonesia. 1. Paradigma pendidikan Indonesia Jika Pendidikan kita maknai sebagai proses memanusiakan manusia (seutuhnya), maka pendidikan seharusnya dapat menghasilkan manusia yang cerdas tidak hanya secara intelektual, tetapi secara spiritual juga. Pada kenyataanya, siswa selalu dijejali dengan ilmu-ilmu secara kognitif saja. Ranah afektif dan psikomotorik siswa jarang digarap ol

Temukan Cinta Anda...

Bila anda tak mencintai pekerjaan Anda, maka cintailah orang-orang yang bekerja disana. Rasakan kegembiraan dari pertemanan itu. Dan pekerjaan pun menjadi menggembirakan. Bila anda tak bisa mencintai rekan-rekan kerja Anda, maka cintailah suasana dan gedung kantor Anda. Ini mendorong Anda untuk bergairah berangkat kerja dan melakukan tugas-tugas dengan lebih baik lagi. Bila toh Anda juga tidak bisa melakukannya, cintai setiap pengalaman pulang pergi dari dan ketempat kerja Anda. Perjalanan yang menyenangkan menjadikan tujuan tampak menyenangkan juga. Namun, bila anda tak menemukan kesenangan di sana, maka cintai a apa pun yang bisa Anda cintai dari kerja Anda, tanaman penghias meja, cicak di atas dinding, atau gumpalan awan dari balik jendela. Apa saja. Bila Anda tak menemukan yang bisa Anda cintai dari pekerjaan Anda, maka mengapa Anda ada di situ ? Tak ada alasan bagi Anda untuk tetap bertahan. Cepat pergi dan carilah apa yang Anda cintai, lalu bekerjalah disana. Hidup hanya sekali,