Kita semua sepakat bahwa pendidikan itu penting dan seharusnya menjadi kebutuhan primer bagi kita semua seperti pangan, sandang, dan papan. Bangsa yang ingin majupun seharusnya menempatkan pendidikan sebagai tugas nomer satu. Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu merupakan prasyarat bagi negara yang ingin maju, makmur, dan sejahtera. Akan tetapi ketika kita melihat pendidikan di negeri ini, ternyata masih jauh dari apa yang kita harapkan, bahkan tertinggal dari negara-negara lain. Hal ini disebabkan oleh carut-marutnya sistem pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu mari kita urai benang kusut Pendidikan di Indonesia.
1. Paradigma pendidikan Indonesia
Jika Pendidikan kita maknai sebagai proses memanusiakan manusia (seutuhnya), maka pendidikan seharusnya dapat menghasilkan manusia yang cerdas tidak hanya secara intelektual, tetapi secara spiritual juga. Pada kenyataanya, siswa selalu dijejali dengan ilmu-ilmu secara kognitif saja. Ranah afektif dan psikomotorik siswa jarang digarap oleh sekolah. Belum lagi sekolah hanya menargetkan siswa untuk lulus dalam ujian nasional. Hal semacam inilah yang meyebabkan dekadensi moral pada remaja atau siswa. Tawuran pelajar, narkoba, dan seks bebas adalah contoh dari kegagalan sekolah dalam mendidik siswa. Pendidikan berkarakterpun hanya menjadi slogan yang ditempel di dinding tanpa mengetahui makna dan apalagi mengimplementasikannya.
2. Biaya yang mahal
Semua maysrakat pasti setuju kalau pendidikan di indonesia semakin mahal, meskipun pemerintah telah menyatakan bahwa pendidikan gratis melalui BOS untuk SD dan SMP. BOS ternyata tidak cukup untuk memenuhi operasional kegiatan pembelajaran di sekolah terlebih lagi biaya pembangunan gedung, maka dengan dalih ini sekolah masih tetap mengadakan pemungutan biaya ke siswa. Belum lagi biaya pendidikan untuk jenjang pendidikan tinggi, maka masih banyak masyarakat yang belum merasakan pendidikan di perguruan tinggi atau kuliah padahal pintar.
3. Mutu rendah
Lemahnya kualitas pendidikan di indonesia dapat dibuktikan dengan banyaknya angka pengangguran dan tingginya kriminalitas di masyarakat. SDM yang berkualitas seharusnya dapat berkarya dan menciptakan lapangan kerja yang baru sehingga angka kriminalitas pun akan menurun. Belum lagi masalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi negara kita yang masih tertinggal dengan negara lain membuat kita menjadi bangsa yang konsumtif dan membuat tingkat perekonomian kita lemah.
Penyelesaian problem pendidikan memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pemerintah harus terus berjuang dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Legislatif harusnya dapat membuat peraturan-peraturan yang bermutu, eksekutif harusnya dapat melaksanakan peraturan dengan baik, dan pelaku pendidikan harusnya dapat mengimplementasikan kebijakan pendidikan dengan baik. Dan akhirnya pendidikan merupakan tanggungjawab bersama baik pemerintah maupun masyarakat.
1. Paradigma pendidikan Indonesia
Jika Pendidikan kita maknai sebagai proses memanusiakan manusia (seutuhnya), maka pendidikan seharusnya dapat menghasilkan manusia yang cerdas tidak hanya secara intelektual, tetapi secara spiritual juga. Pada kenyataanya, siswa selalu dijejali dengan ilmu-ilmu secara kognitif saja. Ranah afektif dan psikomotorik siswa jarang digarap oleh sekolah. Belum lagi sekolah hanya menargetkan siswa untuk lulus dalam ujian nasional. Hal semacam inilah yang meyebabkan dekadensi moral pada remaja atau siswa. Tawuran pelajar, narkoba, dan seks bebas adalah contoh dari kegagalan sekolah dalam mendidik siswa. Pendidikan berkarakterpun hanya menjadi slogan yang ditempel di dinding tanpa mengetahui makna dan apalagi mengimplementasikannya.
2. Biaya yang mahal
Semua maysrakat pasti setuju kalau pendidikan di indonesia semakin mahal, meskipun pemerintah telah menyatakan bahwa pendidikan gratis melalui BOS untuk SD dan SMP. BOS ternyata tidak cukup untuk memenuhi operasional kegiatan pembelajaran di sekolah terlebih lagi biaya pembangunan gedung, maka dengan dalih ini sekolah masih tetap mengadakan pemungutan biaya ke siswa. Belum lagi biaya pendidikan untuk jenjang pendidikan tinggi, maka masih banyak masyarakat yang belum merasakan pendidikan di perguruan tinggi atau kuliah padahal pintar.
3. Mutu rendah
Lemahnya kualitas pendidikan di indonesia dapat dibuktikan dengan banyaknya angka pengangguran dan tingginya kriminalitas di masyarakat. SDM yang berkualitas seharusnya dapat berkarya dan menciptakan lapangan kerja yang baru sehingga angka kriminalitas pun akan menurun. Belum lagi masalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi negara kita yang masih tertinggal dengan negara lain membuat kita menjadi bangsa yang konsumtif dan membuat tingkat perekonomian kita lemah.
Penyelesaian problem pendidikan memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pemerintah harus terus berjuang dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Legislatif harusnya dapat membuat peraturan-peraturan yang bermutu, eksekutif harusnya dapat melaksanakan peraturan dengan baik, dan pelaku pendidikan harusnya dapat mengimplementasikan kebijakan pendidikan dengan baik. Dan akhirnya pendidikan merupakan tanggungjawab bersama baik pemerintah maupun masyarakat.
Comments