Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2011

Saat kita bercita-cita

Saat kecil, saya bercita-cita menjadi seorang guru. Entah kenapa cita-cita itu muncul, mungkin karena saya merasa diri saya ini pintar (sok pintar) dibanding teman-teman saya. Tapi anehnya juga meskipun saya merasa pintar, di sekolah kok saya tidak pernah mendapatkan rangking. Bahkan pada waktu Ebtanas SD, saya menangis gara-gara saya tidak masuk rangking sepuluh besar. Saya yakin masuk sepuluh besar, karena yang rangking ke sepuluh nilainya jauh lebih rendah dari pada saya. Saya merasa sedih, apalagi orang tua saya terus memarahi saya karena saya dianggap bodoh. Bapak-Ibu guru di SD sering menanyakan tentang cita-cita kepada murid-muridnya. Kadang saya merasa bingung ketika ditanyakan tentang cita-cita, padahal didalam hati saya ingin menjadi guru. Saya bahkan pernah menjawab ingin menjadi tukang ojek, ketika ditanya cita-cita oleh guru saya. saya menjawab tukang ojek, karena ini jawaban yang belum pernah dijawab oleh teman-teman saya. Waktu itu guru saya juga sering mengeluh; “jang

Problem pendidikan kita

Kita semua sepakat bahwa pendidikan itu penting dan seharusnya menjadi kebutuhan primer bagi kita semua seperti pangan, sandang, dan papan. Bangsa yang ingin majupun seharusnya menempatkan pendidikan sebagai tugas nomer satu. Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu merupakan prasyarat bagi negara yang ingin maju, makmur, dan sejahtera. Akan tetapi ketika kita melihat pendidikan di negeri ini, ternyata masih jauh dari apa yang kita harapkan, bahkan tertinggal dari negara-negara lain. Hal ini disebabkan oleh carut-marutnya sistem pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu mari kita urai benang kusut Pendidikan di Indonesia. 1. Paradigma pendidikan Indonesia Jika Pendidikan kita maknai sebagai proses memanusiakan manusia (seutuhnya), maka pendidikan seharusnya dapat menghasilkan manusia yang cerdas tidak hanya secara intelektual, tetapi secara spiritual juga. Pada kenyataanya, siswa selalu dijejali dengan ilmu-ilmu secara kognitif saja. Ranah afektif dan psikomotorik siswa jarang digarap ol