Saat kecil, saya bercita-cita menjadi seorang guru. Entah kenapa cita-cita itu muncul, mungkin karena saya merasa diri saya ini pintar (sok pintar) dibanding teman-teman saya. Tapi anehnya juga meskipun saya merasa pintar, di sekolah kok saya tidak pernah mendapatkan rangking. Bahkan pada waktu Ebtanas SD, saya menangis gara-gara saya tidak masuk rangking sepuluh besar. Saya yakin masuk sepuluh besar, karena yang rangking ke sepuluh nilainya jauh lebih rendah dari pada saya. Saya merasa sedih, apalagi orang tua saya terus memarahi saya karena saya dianggap bodoh. Bapak-Ibu guru di SD sering menanyakan tentang cita-cita kepada murid-muridnya. Kadang saya merasa bingung ketika ditanyakan tentang cita-cita, padahal didalam hati saya ingin menjadi guru. Saya bahkan pernah menjawab ingin menjadi tukang ojek, ketika ditanya cita-cita oleh guru saya. saya menjawab tukang ojek, karena ini jawaban yang belum pernah dijawab oleh teman-teman saya. Waktu itu guru saya juga sering mengeluh; “jang...