Banyak sekali pendapat yang menonjolkan keunggulan dan kemuliaan Nabi
Muhammad s.a.w., namun tidak semua dapat disebutkan di sini.
Oleh karena itu, di sini dikemukakan beberapa pendapat saja.
1)
Bartholomeo Saint Heller, “Muhammad adalah seorang yang sangat bijak,
seorang yang sangat teguh beragama, seorang yang sangat penyayang dan santun”.
2)
Gaudefory Demombynes, “Kepintaran Muhammad menyabarkan hatinya dan
sikapnya yang lemah lembut, serta pengaruh kenabiannya yang besar, semuanya
cukup untuk mencapai segala maksudnya”.
3)
Voltaire,
“Bila
kita lihat pembawa-pembawa syari’at yang datang ke dunia, kita dapati Muhammad
mengembangkan agamanya dengan jalannya sendiri, yaitu dengan penaklukan. Memang
meskipun hampir segenap agama dijalankan dengan api dan besi, namun tidak
seorang juga yang merangkap dengan sikap gagah berani, sebagai Muhammad. Itulah
kelebihan yang ada pada agama Islam sehingga ketuhanan dapat dipertahankan
seorang diri oleh Nabi”.
4)
Gustave le Bon, “Kalau kita akan menaksir kebesaran seseorang lantaran
melihat bukti pekerjaannya, niscaya kita akan berkata bahwa Muhammad memang sebesar-besar manusia yang telah bertemu dalam
sejarah.”
Kemudian, satu lagi dari Michael H. Hart, yang pada tahun 1978 menulis
sebuah buku yang berjudul: The 100, a Ranking of the Most Influential
Persons in History, dan buku tersebut telah diterjemahkan oleh H. Mahbub
Djunaidi dengan judul “Seratus Tokoh Yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah”.
Hart menempatkan Nabi Muhammad s.a.w. sebagai tokoh nomor
satu.Mengapa?Karena, dialah satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil
meraih sukses-sukses luar biasa, baik ditilik dari ukuran agama maupun lingkup
duniawi.
Hart mengatakan, bahwa keutamaan /keistimewaannya ialah Muhammad
berasal-usul dari keluarga sederhana, yang dapat menegakkan dan menyebarkan
salah satu dari agama terbesar di dunia, agama Islam, dan pada saat bersamaan,
tampil sebagai seorang pemimpin tangguh, tulen dan efektif. Kini sudah
empatbelas abad sesudah wafatnya, pengaruhnya masih tetap kuat dan mendalam serta
berakar.
Hart juga tidak menempatkan Nabi Isa a.s. sebagai tokoh nomor satu,
tetapi justru Nabi Muhammad s.a.w. karena adanya alasan bahwa:
1)
Muhammad memainkan peranan tokoh lebih penting dalam pengembangan
Islam, ketimbang peranan Nabi Isa a.s. terhadap agama Nasrani.
2)
Muhammad “pencatat” kitab suci al-Qur’an, kumpulan wahyu yang
diyakininya berasal langsung dari Allah.
3)
Muhammad bukan semata pemimpin agama, tetapi juga pemimpin dunia.
Sumber: Materi Kuliah AIk dari Prof. Dr. Mundzirin Yusuf, M.Si
Comments